Masih teringat jelas saat itu, 26 Desember 2013 aku beserta
5 temanku pergi untuk mengisi liburan semester. Wisata Gunung Kelud di Kediri,
Jawa Timur, merupakan target kunjungan hari itu. Tidak untuk mendaki sampai ke
puncak Gunung Kelud tentu saja, namun untuk sekadar menikmati panorama Gunung
Kelud yang tersohor itu dari lokasi wisata yang masih bisa ditempuh oleh
kebanyakan pengunjung seperti saya.
0 meter dimulai dari JATIM EXPO – Surabaya , tempat kami
berkumpul. Berdo’a bersama agar selamat sampai Surabaya lagi dengan selamat
lalu tepat pukul 06.30 kami berangkat. Jalan yang kami ketahui hanya sebatas
sampai alun-alun Jombang saja.
Sekitar pukul 08.30 kami mulai memasuki daerah jombang. Di
setiap perjalanan petualangan yang kami tempuh,salah satu hal inilah yang
membuat kami benar-benar merasakan petualangan. Ketika kami mempunyai suatu
referensi tempat wisata khusunya di luar Surabaya, jarang kita mengetahui pasti
letak wisata tersebut. Jadi bisa dikatakan kami berangkat dengan nekat, karena
belum mengetahui pasti letak wisata yang akan dikunjungi. Bertanya pada orang di
pinggir jalan itu sudah menjadi kebiasaan kami, selain selalu mengikuti palang
hijau ajaib yang menjadi petunjuk jalan.
Terasa udara sejuk mulai menyapa. Iyah, kami sudah memasuki lereng perbukitan diarea gunung kelud. Jalan berliku menuju Wisata Gunung Kelud yang kami lalui terlihat cukup mulus. Tak lupa suguhan pemandangan ladang nanas milik warga sekitar, lembah, ngarai perbukitan dan pegunungan hijau biru di sepanjang perjalanan membuat kami menyadari bahwa INDONESIA kaya alamnya.
Pukul 12.00 , kami sudah
berada di pusat oleh-oleh wisata gunung kelud dan membayar biaya retribusi di
pintu masuk. Disebelah pintu masuk juga terdapat gedung teater dan museum
wisata gunung kelud. Setelah melewati pintu masuk perjalan naik turun terus
dilakukan karena Gunung kelud masih berjarak ± 8 KM dari pintu masuk.
Pukul 12.20 tepat kami sampai di tempat wisata.
Kawasan wisata Gunung Kelud ini memiliki empat puncak, yaitu
Puncak Kelud, Puncak Sumbing, Puncak Gajah Mungkur dan Puncak Gedang. Pertama
perjalanan kami harus melalui terowongan yang katanya dibangun untuk tahun 2007 yang kemudian melahirkan
gundukan magma beku yang dikenal sebagai Anak Gunung Kelud. Setelah itu
kami menuju gardu pandang.Bukan hanya kemiringan dan banyaknya anak tangga yang
membuat pendakian ke Gardu Pandang Gajah Mungkur ini menjadi sangat menantang,
namun juga karena terpaan angin yang kadang cukup keras dari arah kanan, serta
rasa gamang karena jurang berada di kiri kanan anak tangga.Setiap kali kami
berhenti untuk beristirahat, setiap kali pula muncul pikiran untuk tidak
melanjutkan perjalanan yang terasa masih jauh. Namun setiap kali pula kami
berhasil mengalahkan pikiran pecundang itu, dan tetap meneruskan langkah demi
langkah menaiki anak tangga ke Gardu Pandang Gajah Mungkur. Dari gardu
pandang ini bisa terlihat pemandangan sekitarnya. Termasuk area parkir yang
berada di bawah. Di gardu pandang ini biasanya banyak orang untuk menikmati sun
rise maupun sun set.
Kami beristirahat dengan memakan roti seadanya. Setelah
dirasa cukup, kami turun dan menuju warung di dekat area parkir untuk makan
siang. Lalu pukul 14.00 kami melanjutkan perjalan kembali menuju Surabaya.
Tepat di 0 meter tempat kami bermunpul tadi pagi tercatat
293 KM yang kami lalui hari ini. Sebuah perjalan yang tak dekat dan lumayan
melelelahkan , namun pemandangan yang indah telah mengobati rasa lelah dan jauh
tersebut. Tepat pukul 20.00 kami semua telah sampai kembali di rumah dengan
selamat.
Namun sekarang, 293 KM yang 1,5 Bulan lalu yang kami lalui
kini menjadi penuh hujan abu akibat aktivitas gunung kelud. Gunung Kelud
merupakan gunung berapi aktif di tanah air yang rajin meletus, dengan siklus
sekitar 15 tahun sekali. Namun setelah letusan pada tahun 1990, Gunung Kelud
baru terlihat aktif pada akhir September 2007 sampai November 2007. Peningkatan
aktivitas Gunung Kelud mulai terjadi di akhir tahun 2013. Pada 10 Februari
2014, Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi Siaga dan kemudian Awas pada
tanggal 13 Februari pukul 21.15 diumumkan status bahaya tertinggi, Awas (Level
IV), sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia. Belum
sempat pengungsian dilakukan, pada pukul 22.50 telah terjadi letusan tipe
ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 (pada tahun
2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) diprediksikan akan terjadi
setelah hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan
Ngancar, Kediri, Jawa Timur, lokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif
ini berada, bahkan hingga kota Pare, Kediri. Wilayah Wates dijadikan tempat
tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari
kubah lava menurut rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana
Geologi (PVMBG). Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kota Solo dan
Yogyakarta (200 km), bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah.
Keadaan di wilayah Bantul, DIY, saat hujan abu vulkanik
Gunung Kelud melanda wilayah ini pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014. Dampak
berupa abu vulkanik pada tanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan warga
telah mencapai Kabupaten Ponorogo, bahkan di Yogyakarta hampir seluruh wilayah
tertutup abu vulkanik yang cukup pekat melebihi abu vulkanik dari Merapi.
Ketebalan abu vulkanik di kawasan Yogyakarta dan Sleman bahkan diperkirakan
lebih dari 2 centimeter.Dampak Debu abu vulkanik juga mengarah ke arah Barat
Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberapa
daerah lain di Jawa Barat. Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang
untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena
turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak
kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan. Di sisi lain banyak pengguna
kendaraan atau warga di sekitar Kota Madiun yang terganggu akibat Erupsi
tersebut. Letusan Kelud kali ini paling dahsyat dibanding letusan
sebelumnya pada tahun 1990.
Waktu sangat cepat membawa perubahan, 293 KM yang dulu kami
lalui dengan riang gembira, kini diselimuti degan hujan abu karena meletusnya
gunung kelud yang pernah kami kunjungi.
Semoga saudara kita yang berada di sana, selalu diberi
kesehatan dan Semoga bencana ini, khususnya di Indonesia segera berakhir.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar