Sabtu, 15 Februari 2014

Perjalanan Hati

293 KM kita, kini Ber-ABU
Masih teringat jelas saat itu, 26 Desember 2013 aku beserta 5 temanku pergi untuk mengisi liburan semester. Wisata Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, merupakan target kunjungan hari itu. Tidak untuk mendaki sampai ke puncak Gunung Kelud tentu saja, namun untuk sekadar menikmati panorama Gunung Kelud yang tersohor itu dari lokasi wisata yang masih bisa ditempuh oleh kebanyakan pengunjung seperti saya.
0 meter dimulai dari JATIM EXPO – Surabaya , tempat kami berkumpul. Berdo’a bersama agar selamat sampai Surabaya lagi dengan selamat lalu tepat pukul 06.30 kami berangkat. Jalan yang kami ketahui hanya sebatas sampai alun-alun Jombang saja.

Sekitar pukul 08.30 kami mulai memasuki daerah jombang. Di setiap perjalanan petualangan yang kami tempuh,salah satu hal inilah yang membuat kami benar-benar merasakan petualangan. Ketika kami mempunyai suatu referensi tempat wisata khusunya di luar Surabaya, jarang kita mengetahui pasti letak wisata tersebut. Jadi bisa dikatakan kami berangkat dengan nekat, karena belum mengetahui pasti letak wisata yang akan dikunjungi. Bertanya pada orang di pinggir jalan itu sudah menjadi kebiasaan kami, selain selalu mengikuti palang hijau ajaib yang menjadi petunjuk jalan.



       Pukul 10.00 kami telah memasuki wilayah kediri, sedikit lagi fikir kami. Dan setelah bertanya pada orang dan melihat palang hijau ajaib ternyata jarak yang harus kami tempuh ± 35 KM lagi. Oke deh, jalanin aja …

  
   Terasa udara sejuk mulai menyapa. Iyah, kami sudah memasuki lereng perbukitan diarea gunung kelud. Jalan berliku menuju Wisata Gunung Kelud yang kami lalui terlihat cukup mulus. Tak lupa suguhan pemandangan ladang nanas milik warga sekitar, lembah, ngarai perbukitan dan pegunungan hijau biru di sepanjang perjalanan membuat kami menyadari bahwa INDONESIA kaya alamnya.
       Pukul 12.00  , kami sudah berada di pusat oleh-oleh wisata gunung kelud dan membayar biaya retribusi di pintu masuk. Disebelah pintu masuk juga terdapat gedung teater dan museum wisata gunung kelud. Setelah melewati pintu masuk perjalan naik turun terus dilakukan karena Gunung kelud masih berjarak ± 8 KM dari pintu masuk. Pukul 12.20 tepat kami sampai di tempat wisata.

Ucapan selamat datang di kawasan wisata Gn.Kelud

Kawasan wisata Gunung Kelud ini memiliki empat puncak, yaitu Puncak Kelud, Puncak Sumbing, Puncak Gajah Mungkur dan Puncak Gedang. Pertama perjalanan kami harus melalui terowongan yang katanya dibangun untuk tahun 2007 yang kemudian melahirkan gundukan magma beku yang dikenal sebagai Anak Gunung Kelud. Setelah itu kami menuju gardu pandang.Bukan hanya kemiringan dan banyaknya anak tangga yang membuat pendakian ke Gardu Pandang Gajah Mungkur ini menjadi sangat menantang, namun juga karena terpaan angin yang kadang cukup keras dari arah kanan, serta rasa gamang karena jurang berada di kiri kanan anak tangga.Setiap kali kami berhenti untuk beristirahat, setiap kali pula muncul pikiran untuk tidak melanjutkan perjalanan yang terasa masih jauh. Namun setiap kali pula kami berhasil mengalahkan pikiran pecundang itu, dan tetap meneruskan langkah demi langkah menaiki anak tangga ke Gardu Pandang Gajah Mungkur. Dari gardu pandang ini bisa terlihat pemandangan sekitarnya. Termasuk area parkir yang berada di bawah. Di gardu pandang ini biasanya banyak orang untuk menikmati sun rise maupun sun set.
Kami beristirahat dengan memakan roti seadanya. Setelah dirasa cukup, kami turun dan menuju warung di dekat area parkir untuk makan siang. Lalu pukul 14.00 kami melanjutkan perjalan kembali menuju Surabaya.

Tepat di 0 meter tempat kami bermunpul tadi pagi tercatat 293 KM yang kami lalui hari ini. Sebuah perjalan yang tak dekat dan lumayan melelelahkan , namun pemandangan yang indah telah mengobati rasa lelah dan jauh tersebut. Tepat pukul 20.00 kami semua telah sampai kembali di rumah dengan selamat.
Gardu pandang Gn.Kelud 

Namun sekarang, 293 KM yang 1,5 Bulan lalu yang kami lalui kini menjadi penuh hujan abu akibat aktivitas gunung kelud. Gunung Kelud merupakan gunung berapi aktif di tanah air yang rajin meletus, dengan siklus sekitar 15 tahun sekali. Namun setelah letusan pada tahun 1990, Gunung Kelud baru terlihat aktif pada akhir September 2007 sampai November 2007. Peningkatan aktivitas Gunung Kelud mulai terjadi di akhir tahun 2013. Pada 10 Februari 2014, Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi Siaga dan kemudian Awas pada tanggal 13 Februari pukul 21.15 diumumkan status bahaya tertinggi, Awas (Level IV), sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia. Belum sempat pengungsian dilakukan, pada pukul 22.50 telah terjadi letusan tipe ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) diprediksikan akan terjadi setelah hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, lokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, bahkan hingga kota Pare, Kediri. Wilayah Wates dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava menurut rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG). Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kota Solo dan Yogyakarta (200 km), bahkan Purbalingga (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah.
Keadaan di wilayah Bantul, DIY, saat hujan abu vulkanik Gunung Kelud melanda wilayah ini pada pagi hari tanggal 14 Februari 2014. Dampak berupa abu vulkanik pada tanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan warga telah mencapai Kabupaten Ponorogo, bahkan di Yogyakarta hampir seluruh wilayah tertutup abu vulkanik yang cukup pekat melebihi abu vulkanik dari Merapi. Ketebalan abu vulkanik di kawasan Yogyakarta dan Sleman bahkan diperkirakan lebih dari 2 centimeter.Dampak Debu abu vulkanik juga mengarah ke arah Barat Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberapa daerah lain di Jawa Barat. Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan. Di sisi lain banyak pengguna kendaraan atau warga di sekitar Kota Madiun yang terganggu akibat Erupsi tersebut. Letusan Kelud kali ini paling dahsyat dibanding letusan sebelumnya pada tahun 1990.
Waktu sangat cepat membawa perubahan, 293 KM yang dulu kami lalui dengan riang gembira, kini diselimuti degan hujan abu karena meletusnya gunung kelud yang pernah kami kunjungi.

Semoga saudara kita yang berada di sana, selalu diberi kesehatan dan Semoga bencana ini, khususnya di Indonesia segera berakhir.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar